Unsur-unsur Resensi
Sebuah resensi buku harus memuat hal-hal sebagai berikut:
Sebuah resensi buku harus memuat hal-hal sebagai berikut:
Data buku/identitas buku yang meliputi:
Judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan dan tahun terbit,
serta tebal buku dan jumlah halaman.
1. Judul
resensi; Judul resensi boleh sama atau berbeda dengan judul buku, yang penting tetap dalam konteks memperkenal- kan isi buku tersebut.
2. Mendata/membuat
ikhtisar isi buku secara singkat
3. Mencantumkan
kelebihan dan kekurangan buku
4. Menuliskan
tanggapan pribadi sebagai tanggapan atas isi buku.
5. Kesimpulan:
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnyadari
buku yang diresensidan memberikan himbauan kepada
pembaca. Jangan lupacantumkan nama Anda sebagai peresensi
Langkah-langkah persiapan menyusun resensi
buku:
1. Membaca naskah/buku asli secara utuh.
2. Mencatat isi/gagasan pokok dalam setiap
bab.
3. Membuat reproduksi atau menulis kembali
gagasan yang dianggap penting ke dalam karangan mini/singkat.
4. Mendaftar butir-butir yang merupakan
kelebihan dan kekurangan buku.
5. Menulis pendapat pribadi sebagai
tanggapan atas isi buku
Contoh Iklan Baris
Ò Contoh
1:
Dicari sekrts wnt min D3, bs. Komptr, B.ingg aktif,
mndrn pasif, lmr ke ruko Citra Raya Blk C1 No. 21 Cikupa tgrg.
Ò Contoh
2:
Dijual
rmh uk 6 x 20 m Jl. Bringin 4 No. 26 Ciganjur Jaksel Hub. Bambang 081566388702.
Ò Contoh
3:
Kijang
LGX diesel th 2000 w Sliv tgn 1, servis teratur, hub. 081788349000.
Ò Contoh
4:
Diswkn R. ush. Prktrn, 10 m2 Jl. S. Parman Smrg, hrg sw b’saing hub.
5680148, 5558174 jam kerja.
Di dalam setiap karya sastra (termasuk
cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya.
Ada pun nilai-nilai tersebut antara
Nilai
moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
Nilai
kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
Nilai
etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa,
sopan santun, pendidikan
Nilai
estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.
1.
Tahap pengenalan
Tahap
ini merupakan tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama
berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
2. Tahap pemunculan konflik
Tahap
ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik akan berkembang menjadi
konflik-konflik pada tahap berikutnya.
3. Tahap peningkatan konflik/puncak
ketegangan
Konflik
yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang.
Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan
menegangkan.
4. Tahap ketegangan menurun
Konflik-konflik
yang ada terjadi sudah menemukan jalan keluar dan mulai dapat diatasi.
5. Tahap penyelesaian
Konflik
yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian. Konflik-konflik tambahan
ALUR ATAU PLOT
Alur
atau Plot adalah jalinan peristiwa yang sambung menyambung membentuk sebuah cerita.
Biasanya peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita itu
saling berhubungan dengan hubungan sebab akibat.
Alur cerita terdiri atas tahapan-tahapan cerita dari awal hingga akhir
cerita. Jumlah dan penahapan alur setiap cerita tidak selalu
sama.
Secara umum,
tahapan alur sebagai berikut :
a. Tahap perkenalan atau
pengantar
Pemaparan untuk membantu pembaca mengenali tokoh dan tempat sehingga
pembaca terbantu
untuk
mengikuti jalan cerita.
b. Tahap penampilan masalah
Pada
tahapan ini, mulai terjadi konflik antarpelaku cerita.
c. Tahap puncak ketegagan
Konflik yang terjadi tak
terkendali sehingga terjadi penggawatan atau mencapai puncak yang mengkhawatirkan.
d. Tahap ketegangan menurun
Konflik
yang terjadi mulai dapat diatasi.
e. Tahap peleraian atau
penyelesaian
Konflik
terselesaikan dan terjadi ending (simpulan cerita).
SUDUT PANDANG
Dalam
menuturkan ceritanya, seorang pengarang cerita dapat mengambil posisi
seolah-olah sebagai pelaku
utama yang menceritakan diri
sendiri atau bisa juga seperti seorang pengamat yang melihat sebuah peristiwa lalu menceritakan apa
yang dilihatnya. Ciri
untuk mengenali jenis sudut pandang
adalah pemakaian kata ganti. Adapun kedua jenis sudut pandang itu adalah
sebagai berikut :
a. Sudut pandang orang pertama
Pengarang mengambil posisi sebagai pelaku utama. Biasanya ditandai dengan
pemakaian kata
ganti orang pertama : aku atau saya.
Contoh
:
Aku tidak tahu untuk apa Daud
seperti menguntit. Apakah tampilanku tampak sangar sehingga
merupakan satu kehormatan bagi seorang anak untuk dapat berdekatan denganku.
Sumber : cerpen “Di Puncak Cartansz Piramid” karya Sinta Yudisia
Wisudanti, dalam kumpulan
cerpen Selaksa Rindu Dinda, Gema Insani, 2004.
b. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang mengambil posisi sebagai pengamat yang menceritakan segala hal
yang dilihatnya.
Biasanya ditandai dengan pemakaian kata ganti orang ketiga : ia, dia, nya.
Contoh
:
Waktu terus bergulir. Lelaki
itu sebentar-sebentar melirik arlojinya. Pukul tujuh lima menit. Dia
semakin gelisah. Lift yang dimasukinya berjalan sangat perlahan. Tiap lantai
berhenti. Orang keluar
masuk. .............
Sumber : cerpen “Lelaki Pencari Tuhan” oleh Yulhasni, Majalah Alkisah
November 2003.
Iklan dapat kita temukan di media cetak
(koran, majalah, tabloid) maupun di media elektronika (radio, televisi). Hampir
semua koran atau majalah menyediakan ruang untuk memuat iklan. Setiap hari ada
saja orang, lembaga, atau perusahaan yang memasang iklan untuk berbagai
keperluan. Dengan demikian, setiap hari kita akan dapat menemukan informasi
baru berupa penawaran produk, jasa, lowongan kerja, atau informasi yang lain
dalam kolom iklan.
Hal ini sebagai
indikator bahwa komunikasi antara pemasang iklan dengan pelanggan atau dengan
pembaca dapat dijalin melalui media iklan. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran
berikut ini kamu akan diajak untuk mencermati fakta dan opini yang terdapat dalam
iklan.
1.
Fakta
a.
Pengertian
Fakta merupakan sesuatu yang sudah dapat dipastikan kebenarannya,
sehingga kebenaran tersebut tidak perlu diragukan lagi.
b. Ciri-ciri fakta :
(1) Berdasarkan fakta
(2) Dapat dibuktikan kebenarannya
(3) Bersifat objektif
Contoh :
Cermatilah teks iklan baris berikut!
RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)
Informasi yang berupa
fakta adalah:
a. tipe rumah yang dijual 48/90
b. terletak
di perumahan Kota Wisata-Cluster Montreal Blok YA 15 nomor 15,
c. nomor telepon (021)
82482136, 081288731588.
Opini / Pendapat
a.
Pengertian
Opini adalah pernyataan yang kebenarannya belum pasti. Opini merupakan hasil pemikiran,
ide, atau gagasan yang timbul berdasarkan kenyataan-kenyataan yang
ada. Sesuatu disebut opini jika sesuatu itu baru berupa
hasil pemikiran.
b.
Ciri-ciri
Opini :
(1)
Merupakan ide / hasil pemikiran seseorang
(2)
Belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya
(3)
Bersifat subjektif
c.
Contoh
:
Cermatilah
teks iklan baris berikut!
RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)
T E M A
Tema
adalah gagasan atau ide yang mendasari suatu karya sastra.
Tema
ada yang dinyatakan secara eksplisit (tersurat) dalam karya sastra, tetapi pada
umumnya dinyatakan secara implisit (tersirat).
Untuk
dapat menemukan tema cerita harus membaca dengan cermat dan teliti, dengan cara
mengidentifikasi, menghubungkan, dan menafsirkan berbagai persoalan hidup yang
ada dalam cerita tersebut.
PENOKOHAN
Penokohan
adalah cara pengarang menggambarkan perwatakan tokoh/pelaku.
Ada
dua teknik penokohan yaitu penokohan langsung (analitik) dan penokohan tidak
langsung (dramatik).
Dalam
penokohan analitik, pengarang memberitahukan secara langsung watak
tokoh-tokohnya.
Penokohan
dramatik, pengarang tidak secara langsung memberitahukan watak tokoh-tokohnya.
]
Memahami watak tokoh dapat diketahui
pembaca melalui :
-
ucapan
-
pikiran
-
perbuatan
-
mimik
-
bentuk tubuh
-
kondisi tempat tinggal tokoh
-
reaksi tokoh utama terhadap tokoh lain dan sebagainya
NILAI-NILAI
KEHIDUPAN PADA CERPEN
Nilai
adalah sesuatu yang bermakna dalam hidup seseorang.
Nilai
kehidupan dapat berupa : nilai moral,
nilai sosial, nilai agama, nilai pendidikan
Nilai
dalam suatu karya sastra biasanya tidak secara jelas tampak dalam karya sastra
itu.
Nilai
di dalam karya sastra sifatnya samar-samar, tersirat (implisit) di dalam karya
sastra itu.
Untuk
dapat menemukannya, kita harus membaca secara keseluruhan dan menganalisis
secara cermat dengan menghubungkan perilaku tokoh, watak, dan setting cerita
dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.
Di dalam setiap karya sastra (termasuk
cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya.
Ada pun nilai-nilai tersebut antara lain :
Nilai
moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
Nilai
kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
Nilai
etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa,
sopan santun, pendidikan
Nilai
estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.
Materi Pembelajaran Menyunting Karangan
Menyunting adalah mengoreksi tulisan atau
karangan, menemukan kesalahan-kesalahannya, kemudian memberi saran perbaikan
terhadap kesalahan-kesalahan tersebut.
Untuk dapat
menyunting karangan, Anda harus mempunyai bekal pengetahuan yang cukup tentang
ejaan, penggunaan tanda baca, kriteria kalimat efektif, dan kriteria paragraf
yang padu.
Penyuntingan
ejaan yang harus dicermati adalah (1) pemakaian huruf, (2) penulisankata, (3)
penulisan angkan dan bilangan, (4) penulisanunsur serapan, dan (5) pemakaian
tanda baca (pungtuasi).
Ciri-ciri kalimat
efektif
a. Sesuai dengan tuntutan
bahasa; penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat, diksi atau pilihan
katanya tepat, kata atau
istilah yang digunakan baku, tata kalimatnya sesuai dengan kaidah tata bahasa
Indonesia.
b.
Jelas: mudah ditangkap maksudnya.
c.
Lugas: kalimatnya tidak berbelit-belit.
Paragraf yang padu
adalah paragraf yang hubungan kalimat-kalimatnya baik, wajar dan mudah
dipahami, tanpa adanya loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.
Berikut ini
sebuah contoh paragraf yang di dalamnya masih terdapat kesalahan. Cermati
paragraf tersebut!
Tujuaan
pelajaran bahasa indonesia adalah agar siswa trampil berbahasa baik secara
lesan maupun tertulis. selain itu siswa juga diharapkan memiliki pengalaman
yang memadai dalam bersastra baik apresiasi maupun kreasi untuk memperoleh
keterampilan tersebut tentu tidak cukup hanya dengan diberi teori saja, namun
perlu diberi kesempatan berlatih secara lisan maupun tertulis.Siswa juga perlu
diberi kesempatan untuk berapresiasi dan berkreasi dibidang sastra.
Paragraf tersebut masih terdapat banyak
kesalahan, antara lain:
bahasa
indonesia seharusnya : bahasa Indonesia
trampil seharusnya : terampil
lesan seharusnya : lisan
tertulis seharusnya : tulisan
selain
itu seharusnya : Selain itu,
kresi seharusnya : kreasi.
untuk seharusnya : Untuk
tersebut seharusnya : tersebut,
saja seharusnya : saja.
namun seharusnya : Namun,
dibidang seharusnya : di bidang
tentu
tidak cukup hanya dengan teori saja, seharusnya kata hanya atau saja digunakan
salah satu.
CARA MENentukan GAMBARAN WATAK/SIFAT
TOKOH
Secara langsung
Pengarang langsung mengisahkan
watak /sifat tokoh secara langsung / menggunakan bahasa yang diperhalus
Secara Tidak Langsung
• Melalui
percakapan / pernyataan tokoh sendiri
• Melalui gerak-gerik tokoh
• Penampilan Fisik
• Reaksi tokoh terhadap peristiwa yang terjadi
Alur Berdasarkan Urutan Pengisahan
1. Alur Maju yaitu alur yang disusun berurutan dari tahap pendahuluan/
perkenalan sampai tahap penyelesaian.
2. Alur Mundur yaitu alur
yang disusun dengan mendahulukan tahap penyelesaian disusul dengan
tahap-tahap yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya.
3. Alur Gabungan yaitu alur yang merupakan perpaduan anatara alur maju
dan alur mundur dengan susunan penyajian
diawali dengan puncak ketegangan, perkenalan dan penyelesaian
MACAM-MACAM ALUR DAPAT DIBEDAKAN
BERDASARKAN SUDUT TINJAUANNYA
1. BERDASARKAN KUANTITAS
A.
Alur Tunggal
B.
Alur Ganda
2.
Berdasarkan kualitas
A.
Alur Rapat / erat
B.
Alur Renggang
3.
Berdasarkan Urutan Pengisahan
A.
Alur Maju
B.
Alur Mundur
C.
Alur Gabungan
4.
Berdasarkan kedudukannya
A.
Alur Utama
B.
Alur Bawahan
Cara mengubah teks cerpen menjadi teks
drama
1.
Membaca cerpen secara keseluruhan
2.
Mengidentifikasi pokok-pokok cerita dalam cerpen
3.
Mengubah pokok-pokok cerita menjadi babak dan
adegan
4.
Mendeskripsikan latar drama
5.
Menulis dialog
6.
Menulis petunjuk pengarang (teks sampingan)
7.
Menyunting naskah drama
0 komentar:
Posting Komentar
berbahagia