Sukses !

SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
Favorit School...
Senin, 03 Maret 2014

Materi Bahasa Indonesia


Unsur-unsur Resensi
Sebuah resensi buku harus memuat hal-hal sebagai berikut:
Data buku/identitas buku yang meliputi: Judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan dan tahun terbit, serta tebal buku dan jumlah halaman.
1.            Judul resensi; Judul resensi boleh sama atau berbeda dengan    judul buku, yang penting tetap dalam konteks memperkenal- kan        isi buku tersebut.
2.            Mendata/membuat ikhtisar isi buku secara singkat
3.            Mencantumkan kelebihan dan kekurangan buku
4.            Menuliskan tanggapan pribadi sebagai tanggapan atas isi buku.
5.            Kesimpulan: Penulis resensi harus mengemukakan apa yang      diperolehnyadari buku yang diresensidan memberikan himbauan                 kepada pembaca. Jangan lupacantumkan nama Anda sebagai    peresensi
Langkah-langkah persiapan menyusun resensi buku:
1. Membaca naskah/buku asli secara utuh.
2. Mencatat isi/gagasan pokok dalam setiap bab.
3. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap penting ke dalam karangan mini/singkat.
4. Mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku.
5. Menulis pendapat pribadi sebagai tanggapan atas isi buku

Contoh Iklan Baris
Ò  Contoh 1:
Dicari sekrts wnt min D3, bs. Komptr, B.ingg aktif, mndrn pasif, lmr ke ruko Citra Raya Blk C1 No. 21 Cikupa tgrg.
Ò  Contoh 2:
                Dijual rmh uk 6 x 20 m Jl. Bringin 4 No. 26 Ciganjur Jaksel Hub. Bambang  081566388702.
Ò  Contoh 3:
                Kijang LGX diesel th 2000 w Sliv tgn 1, servis teratur, hub. 081788349000.
Ò  Contoh 4:
Diswkn R. ush. Prktrn, 10 m2 Jl. S. Parman Smrg, hrg sw b’saing hub. 5680148, 5558174 jam kerja.

Di dalam setiap karya sastra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya. Ada pun nilai-nilai tersebut antara
ž  Nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
ž  Nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
ž  Nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa, sopan santun, pendidikan
ž  Nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.

1.       Tahap pengenalan
                Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
2. Tahap pemunculan konflik
                Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik akan berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
3. Tahap peningkatan konflik/puncak ketegangan
                Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.
4. Tahap ketegangan menurun
                Konflik-konflik yang ada terjadi sudah menemukan jalan keluar dan mulai dapat diatasi.
5. Tahap penyelesaian
                Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian. Konflik-konflik tambahan

ALUR ATAU PLOT
                                Alur atau Plot adalah jalinan peristiwa yang sambung menyambung  membentuk sebuah                 cerita. Biasanya                 peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita itu saling berhubungan dengan                 hubungan sebab akibat. Alur cerita          terdiri atas tahapan-tahapan cerita dari awal hingga         akhir cerita. Jumlah dan penahapan alur setiap cerita               tidak selalu sama.
                Secara umum, tahapan alur sebagai berikut :
                a.            Tahap perkenalan atau pengantar
Pemaparan untuk membantu pembaca mengenali tokoh dan tempat sehingga pembaca                              terbantu  untuk mengikuti jalan cerita.
                b.            Tahap penampilan masalah
                                Pada tahapan ini, mulai terjadi konflik antarpelaku cerita.
                c.             Tahap puncak ketegagan
Konflik yang terjadi tak terkendali sehingga terjadi penggawatan atau mencapai puncak yang                                     mengkhawatirkan.
                d.            Tahap ketegangan menurun
                                Konflik yang terjadi mulai dapat diatasi.
                e.            Tahap peleraian atau penyelesaian
                                Konflik terselesaikan dan terjadi ending (simpulan cerita).
 
                SUDUT PANDANG
Dalam menuturkan ceritanya, seorang pengarang cerita dapat mengambil posisi seolah-olah                 sebagai pelaku utama yang         menceritakan diri sendiri atau bisa juga seperti seorang pengamat                 yang melihat sebuah peristiwa lalu menceritakan apa yang          dilihatnya. Ciri untuk mengenali                 jenis sudut pandang adalah pemakaian kata ganti. Adapun kedua jenis sudut pandang itu                 adalah sebagai berikut :
                a.            Sudut pandang orang pertama
Pengarang mengambil posisi sebagai pelaku utama. Biasanya ditandai dengan pemakaian                            kata ganti orang pertama : aku atau saya.
                                Contoh :
                                Aku tidak tahu untuk apa Daud seperti menguntit. Apakah tampilanku tampak sangar                  sehingga merupakan satu kehormatan bagi seorang anak untuk dapat berdekatan denganku.
Sumber : cerpen “Di Puncak Cartansz Piramid” karya Sinta Yudisia Wisudanti, dalam                         kumpulan cerpen Selaksa Rindu Dinda, Gema Insani, 2004.
                b.            Sudut pandang orang ketiga
Pengarang mengambil posisi sebagai pengamat yang menceritakan segala hal yang                         dilihatnya. Biasanya ditandai dengan pemakaian kata ganti orang ketiga : ia, dia, nya.
                                Contoh :
                                Waktu terus bergulir. Lelaki itu sebentar-sebentar melirik arlojinya. Pukul tujuh lima menit.                   Dia semakin gelisah. Lift yang dimasukinya berjalan sangat perlahan. Tiap lantai berhenti.                              Orang keluar masuk. .............
Sumber : cerpen “Lelaki Pencari Tuhan” oleh Yulhasni, Majalah Alkisah November 2003.

                Iklan dapat kita temukan di media cetak (koran, majalah, tabloid) maupun di media elektronika (radio, televisi). Hampir semua koran atau majalah menyediakan ruang untuk memuat iklan. Setiap hari ada saja orang, lembaga, atau perusahaan yang memasang iklan untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, setiap hari kita akan dapat menemukan informasi baru berupa penawaran produk, jasa, lowongan kerja, atau informasi yang lain dalam kolom iklan.
                Hal ini sebagai indikator bahwa komunikasi antara pemasang iklan dengan pelanggan atau dengan pembaca dapat dijalin melalui media iklan. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran berikut ini kamu akan diajak untuk mencermati fakta dan opini yang terdapat dalam iklan.
1.       Fakta
                a. Pengertian
          Fakta merupakan sesuatu yang sudah dapat dipastikan kebenarannya, 
           sehingga kebenaran tersebut tidak perlu diragukan lagi.
       b. Ciri-ciri fakta :
           (1) Berdasarkan fakta
           (2) Dapat dibuktikan kebenarannya
           (3) Bersifat objektif
Contoh :
                Cermatilah teks iklan baris berikut!
RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)
               
                Informasi yang berupa fakta adalah:
a.       tipe rumah yang dijual 48/90
b.              terletak di perumahan Kota Wisata-Cluster Montreal Blok YA 15 nomor 15,
c.             nomor telepon (021) 82482136, 081288731588.

Opini / Pendapat
                                a.            Pengertian
Opini adalah pernyataan yang kebenarannya belum pasti. Opini   merupakan                                     hasil  pemikiran, ide, atau gagasan yang timbul berdasarkan kenyataan-kenyataan                                 yang ada. Sesuatu disebut opini jika sesuatu itu                 baru berupa hasil pemikiran.
                                b.            Ciri-ciri Opini :
                                                (1) Merupakan ide / hasil pemikiran seseorang
                                                (2) Belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya
                                                (3) Bersifat subjektif
                                c.             Contoh :
                                                Cermatilah teks iklan baris berikut!
RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)
T E M A
  Tema adalah gagasan atau ide yang mendasari suatu karya sastra.
  Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (tersurat) dalam karya sastra, tetapi pada umumnya dinyatakan secara implisit (tersirat).
  Untuk dapat menemukan tema cerita harus membaca dengan cermat dan teliti, dengan cara mengidentifikasi, menghubungkan, dan menafsirkan berbagai persoalan hidup yang ada dalam cerita tersebut.

PENOKOHAN
  Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan perwatakan tokoh/pelaku.
  Ada dua teknik penokohan yaitu penokohan langsung (analitik) dan penokohan tidak langsung (dramatik).
  Dalam penokohan analitik, pengarang memberitahukan secara langsung watak tokoh-tokohnya.
  Penokohan dramatik, pengarang tidak secara langsung memberitahukan watak tokoh-tokohnya.
]


  Memahami watak tokoh dapat diketahui pembaca melalui :
                - ucapan
                - pikiran
                - perbuatan
                - mimik
                - bentuk tubuh
                - kondisi tempat tinggal tokoh
                - reaksi tokoh utama terhadap tokoh lain dan sebagainya

ž  NILAI-NILAI KEHIDUPAN PADA CERPEN
ž  Nilai adalah sesuatu yang bermakna dalam hidup seseorang.
ž  Nilai kehidupan  dapat berupa : nilai moral, nilai sosial, nilai agama, nilai pendidikan

ž  Nilai dalam suatu karya sastra biasanya tidak secara jelas tampak dalam karya sastra itu.
ž  Nilai di dalam karya sastra sifatnya samar-samar, tersirat (implisit) di dalam karya sastra itu.
ž  Untuk dapat menemukannya, kita harus membaca secara keseluruhan dan menganalisis secara cermat dengan menghubungkan perilaku tokoh, watak, dan setting cerita dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.

Di dalam setiap karya sastra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya. Ada pun nilai-nilai tersebut antara lain :
ž  Nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
ž  Nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
ž  Nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa, sopan santun, pendidikan
ž  Nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.



Materi Pembelajaran Menyunting Karangan
Menyunting adalah mengoreksi tulisan atau karangan, menemukan kesalahan-kesalahannya, kemudian memberi saran perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan tersebut.
                Untuk dapat menyunting karangan, Anda harus mempunyai bekal pengetahuan yang cukup tentang ejaan, penggunaan tanda baca, kriteria kalimat efektif, dan kriteria paragraf yang padu.
                Penyuntingan ejaan yang harus dicermati adalah (1) pemakaian huruf, (2) penulisankata, (3) penulisan angkan dan bilangan, (4) penulisanunsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (pungtuasi).
                Ciri-ciri kalimat efektif
a. Sesuai dengan tuntutan bahasa; penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat, diksi atau pilihan katanya                 tepat, kata atau istilah yang digunakan baku, tata kalimatnya sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.
                b. Jelas: mudah ditangkap maksudnya.
                c. Lugas: kalimatnya tidak berbelit-belit.
                Paragraf yang padu adalah paragraf yang hubungan kalimat-kalimatnya baik, wajar dan mudah dipahami, tanpa adanya loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.
                Berikut ini sebuah contoh paragraf yang di dalamnya masih terdapat kesalahan. Cermati paragraf tersebut!
                                Tujuaan pelajaran bahasa indonesia adalah agar siswa trampil berbahasa baik secara lesan maupun tertulis. selain itu siswa juga diharapkan memiliki pengalaman yang memadai dalam bersastra baik apresiasi maupun kreasi untuk memperoleh keterampilan tersebut tentu tidak cukup hanya dengan diberi teori saja, namun perlu diberi kesempatan berlatih secara lisan maupun tertulis.Siswa juga perlu diberi kesempatan untuk berapresiasi dan berkreasi dibidang sastra.

Paragraf tersebut masih terdapat banyak kesalahan, antara lain:
                bahasa indonesia                            seharusnya : bahasa Indonesia
                trampil                                  seharusnya : terampil
                lesan                                     seharusnya : lisan
                tertulis                                  seharusnya : tulisan
                selain itu                              seharusnya : Selain itu,
                kresi                                      seharusnya : kreasi.
                untuk                                    seharusnya : Untuk
                tersebut                                             seharusnya : tersebut,
                saja                                        seharusnya : saja.
                namun                                  seharusnya : Namun,
                dibidang                               seharusnya : di bidang
                tentu tidak cukup hanya dengan teori saja, seharusnya kata hanya atau saja digunakan salah satu.

CARA MENentukan GAMBARAN WATAK/SIFAT TOKOH
Secara langsung
            Pengarang langsung mengisahkan watak /sifat tokoh secara langsung / menggunakan bahasa yang diperhalus
 Secara Tidak Langsung
       Melalui percakapan / pernyataan tokoh sendiri
        Melalui gerak-gerik tokoh
        Penampilan Fisik
        Reaksi tokoh terhadap peristiwa yang terjadi


Alur Berdasarkan Urutan Pengisahan
1. Alur Maju yaitu alur  yang disusun berurutan dari tahap pendahuluan/ perkenalan sampai tahap penyelesaian.
2. Alur Mundur  yaitu alur  yang disusun dengan mendahulukan tahap penyelesaian disusul dengan tahap-tahap yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya.
3. Alur Gabungan yaitu alur  yang merupakan perpaduan anatara alur maju dan alur mundur dengan susunan penyajian  diawali dengan puncak ketegangan, perkenalan dan penyelesaian

MACAM-MACAM ALUR DAPAT DIBEDAKAN BERDASARKAN SUDUT TINJAUANNYA
1. BERDASARKAN KUANTITAS
  A. Alur Tunggal
  B. Alur Ganda
  2. Berdasarkan kualitas
  A. Alur Rapat / erat
  B. Alur Renggang
  3. Berdasarkan Urutan Pengisahan
  A. Alur Maju
  B. Alur Mundur
  C. Alur Gabungan
  4. Berdasarkan kedudukannya
  A. Alur Utama
  B. Alur Bawahan

Cara mengubah teks cerpen menjadi teks drama
1.       Membaca cerpen secara keseluruhan
2.       Mengidentifikasi pokok-pokok cerita dalam cerpen
3.       Mengubah pokok-pokok cerita menjadi babak dan adegan
4.       Mendeskripsikan latar drama
5.       Menulis dialog
6.       Menulis petunjuk pengarang (teks sampingan)
7.       Menyunting naskah drama


0 komentar:

Posting Komentar

berbahagia

 
Toggle Footer